Pemain Terbaik Sepanjang Sejarah

1. Kiper:

-Lev Yashin (Yugoslavia): Dijuluki Black Spider karena selalu mengenakan pakaian serba hitam setiap pertandingan dan juga karena keahliannya menepis tembakan lawan seolah-olah membuatnya memiliki delapan tangan. Kiper yang satu ini sudah diakui dunia sebagai kiper terbaik yang pernah ada. Salah satunya adanya penghargaan Lev Yashin award utk kiper terbaik di tiap pagelaran Piala Dunia. Ia juga dikabarkan telah menggagalkan lebih dari 150 tendangan penalti dalam karier yang panjang. Pada tahun 1986 cedera lutut kaki kanannya yang semakin parah membuat dokter terpaksa mengamputasi kakinya, dan empat tahun kemudian ia meninggal setelah mengalami komplikasi dalam pembedahan. Satu-satunya kiper yang tidak bisa dibobol oleh Abdul Qadir, striker timnas Indonesia era 60-70an. Ketika pada saat itu timnas Indonesia menjadi salah satu kekuatan sepakbola Asia.





-Gordon Banks (England): Kejadian paling fenomenal terjadi pada Piala Dunia 1970 di Meksiko. Saat Inggris bertanding melawan Brasil, Pele menanduk bola ke tiang jauh gawang Inggris sambil berteriak "Gol!". Hal itu dilakukannya karena ia sangat yakin Banks tidak dapat menyelamatkan gawangnya. Tetapi Banks yang berada dalam posisi yang salah, berhasil melompat ke arah yang berlawanan dan menyentuh bola tersebut dengan sebagian ibu jarinya hingga bola itu mental melewati mistar gawang. Sang kiper tahu ia dapat menyentuh bola, namun berpikir bolanya masih melewati garis gawang. Ia baru sadar tidak terjadi gol setelah mendengar sambutan dari penonton di stadion dan diselamati oleh kapten Bobby Moore. Pele sendiri mengatakan kalau penyelamatan yang dilakukan Banks tersebut adalah yang terhebat yang pernah ia saksikan. FIFA pun juga menganugrahinya sebagai penyelamatan terbaik sepanjang sejarah sepakbola.




-Dino Zoff (Italy): Piala Dunia 1982 menjadi puncak prestasi Zoff. Di usianya yang ke-40, ia menjadi pemain tertua yang memenangkan Piala Dunia. Selain itu, ia juga menjadi kiper kedua yang menjadi kapten di tim yang juara, dan juga terpilih menjadi kiper terbaik. Padahal di awal karirnya, ia sempat ditolak oleh Inter Milan dan Juventus karena dianggap kurang tinggi. Di jajak pendapat untuk mencari kiper terbaik di abad ke-20 yang dilaksanakan oleh Federasi Internasional Statistik dan Sejarah Sepakbola (IFFHS), Zoff berada di posisi ketiga di bawah Lev Yashin (Uni Soviet) dan Gordon Banks (Inggris).




2. Bek:

-Franz Beckenbauer (Germany):  Der Kaizer (Sang Kaisar), itulah julukannya. Pemain belakang serba bisa yang dikenal sangat jenius. Banyak pemain belakang yang merasa bangga jika dibandingkan dengannya. Selain seabrek trofi yang dikoleksinya, kejeniusannyalah yang membuat ia menjadi sosok yang susah dilupakan. Sepak terjangnya di lapangan sangat elegan. Lebih dari itu, ia adalah pemikir ulung yang membawa revolusi di dunia sepakbola dengan menciptakan peran libero menyerang. Sebelumnya, tak seorangpun pernah berpikir bahwa seorang sweeper juga perlu untuk maju untuk membantu penyerangan, apalagi mencetak gol. Beckenbauer menciptakan taktik ini, dan menjadikannya sebagai bagian dari sepakbola modern. Prestasinya pun lengkap baik sebagai pemain maupun pelatih. Saat bermain untuk Bayern Munchen, dia memberikan seabrek gelar domestik dan 3 gelar Liga Champions berturut-turut (74,75,76). Dia juga membawa timnas Jerman yang dikapteninya menjuarai Piala Dunia 1974 dan Piala Dunia 1990 ketika ia menjadi pelatih.



-Franco Baresi (Italy): Baresi menggawangi lini bertahan AC Milan dalam masa yang oleh banyak pengamat dinyatakan memiliki empat bek terbaik sepanjang sejarah, yaitu ia sendiri, Paolo Maldini, Alessandro Costacurta dan Mauro Tassotti. Ia juga menghabiskan seluruh karirnya di AC Milan dengan 532 pertandingan.
Ia mengoleksi enam Scudetto, tiga Piala Eropa dan Piala Dunia 1982, walau hanya sebagai cadangan. Paolo Maldini banyak berguru padanya, dan bahkan perkembangan karirnya kemudian mirip dengan Baresi. Ketika kemudian ia gantung sepatu, Milan memutuskan untuk menyimpan nomor punggung 6 yang selalu dikenakannya, sebuah penghargaan yang jarang dilakukan di Italia.




-Paolo Maldini (Italy): Ia tidak hanya hebat karena memiliki kesetiaan yang besar kepada klubnya, AC Milan. Lebih dari itu, ia adalah bek paling berprestasi. Bersama Milan, ia meraih tujuh Scudetto dan lima titel Liga Champions. Sebagai pemain yang paling banyak tampil untuk timnas Italia, Ia juga menjadi langganan tetap gelar pemain terbaik sepanjang karirnya. Satu-satunya kekurangannya adalah ia tidak pernah merasakan juara Piala Dunia. Nomor punggung 3 miliknya pun hanya boleh digunakan oleh keturunan Maldini kelak.



-Giacinto Facchetti (Italy): Meski karirnya berawal sebagai pemain depan, Facchetti kemudian beralih menjadi salah satu bek paling efektif dalam sejarah sepakbola Italia. Rentetan gelar yang dikoleksinya antara lain adalah Scudetto pada 1963, 1965, 1966, dan 1971; Coppa Italia 1978; Piala European Champions Club (sekarang Liga Champions) 1964 dan 1965; Piala Intercontinental 1964 dan 1965, serta pemenang Euro 1968. Hebatnya lagi, semua gelar klubnya diraih bersama satu klub, yaitu Inter Milan. Tak heran jika Pele memasukkannya dalam daftar FIFA 100.




3. Gelandang:

-Diego Maradona (Argentina): Rasanya tak ada satu pun pemain sepakbola selain Maradona yang dipuja layaknya Tuhan. Bagi sebagian besar orang, Maradona merupakan pemain terhebat sepanjang masa dan  bukannya Pele, yang mendapatkan gelar tersebut secara resmi oleh FIFA. Walaupun hidupnya dipenuhi kontroversi; mulai dari gol Tangan Tuhan, kecanduan alkohol, dan penggunaan obat-obatan terlarang hingga akhirnya harus diusir dari Piala Dunia 1994, Maradona selalu dipuja oleh penggemarnya. Na'udzubillah...



-Zico (Brazil): Di era 1950-an sepak bola dunia diguncang oleh kehebatan Pele, maka pada era 1980-an dunia kembali diguncang oleh pemain asal Brasil lainnya, Zico. Ketika Itu. Zico disebut-sebut sebagai Pele berkulit putih. Bahkan Pele pun mengakui kehebatan laki-laki yang bernama lengkap Arthur Antunes Coimbra itu, karena hampir menyamai kehebatannya. Keahliannya yang paling menonjol adalah eksekusi tendangan bebasnya yang konon hanya bisa disamai oleh master free kick Juninho Pernambucano.



-Lothar Matthaeus (Germany): Matthaeus adalah pemegang rekor penampilan terbanyak di Piala Dunia, 25 pertandingan dalam lima Piala Dunia berturut-turut. Selain itu, dia adalah satu-satunya pemain selain kiper Meksiko Antonio Carbajal yang mampu bermain di lima Piala Dunia sepanjang kariernya. Menjadi kapten sejak tahun 1987, Matthaeus sukses membawa Jerman menjadi juara di Piala Dunia 1990. Sukses Jerman ini tak lepas dari peran sentral Matthaeus di lini tengah, dan hasilnya Matthaeus diganjar berbagai penghargaan individual seperti Pemain Terbaik Jerman 1990, Pemain Terbaik Eropa 1990, dan Pemain Terbaik Dunia 1990. Satu tahun kemudian, dia menjadi pemain pertama yang meraih FIFA World Player.



-Zinedine Zidane (France): Dikenal sebagai seorang playmaker terbaik dalam sejarah sepak bola. Dia dirijen, penggocek bola yang lihai, topskorer, spesialis tendangan bebas, dan pusat permainan tim, yang tak kalah sakti dibanding seniornya, Michel Platini. Kemampuan terbaik Zidane adalah kecerdasan membaca permainan yang memungkinkannya memimpin tim beradaptasi dengan kebutuhan laga. Dia juga bisa mengubah permainan di saat pertandingan berlangsung beku. Prestasinya membawa timnas Perancis juara Piala Dunia 1998 dan Euro 2000, serta berbagai gelar di klubnya Juventus dan Real Madrid. Menutup karir sebagai pemain sepak bola dengan kontroversial karena menanduk dada bek Italia Marco Materazzi di final Piala Dunia 2006.


**Beberapa pekan setelah kejadian aneh itu, barulah terungkap penyebab tandukan itu. Itu pun disampaikan oleh kalangan yang ahli membaca gerak bibir karena Zidane tetap tak mau menyebutkan, provokasi apa yang dikatakan oleh Materazzi. Rupanya Zidane tersinggung atas provokasi Materazzi yang mengucapkan, bahwa adik perempuan Zidane adalah anak pelacur dan Zidane merupakan keturunan teroris.


-Michel Platini (France): Tahukah Anda, Prancis gagal tampil di dua Piala Dunia berturut-turut, yaitu 1970 dan 1974? Ya, tim ‘ayam jago’ ini memang selalu gagal lolos ke babak final Piala Dunia sejak 1966, hingga akhirnya seorang Michel Platini yang mengenakan nomor punggung 10 dan berperan sebagai playmaker di timnas Perancis membawa negaranya kembali lolos ke Piala Dunia pada tahun 1978. Platini pula yang membawa Prancis meraih prestasi cukup membanggakan di dua Piala Dunia selanjutnya, yaitu Piala Dunia 1982 dan Piala Dunia 1986. Dengan kemampuannya membaca permainan, teknik tingkat tinggi, dan ketajamannya di depan gawang lawan, Platini membawa Perancis meraih posisi keempat Piala Dunia 1982 dan peringkat ketiga Piala Dunia 1986.



-Gheorge Hagi (Rumania): Bakat bermain bolanya sungguh luar biasa. Jika berlari, bola seperti lengket di kakinya. Pengatur permainan yang cerdas. Tendangan kaki kirinya pun bukan main dahsyatnya. Pada Piala Dunia 1994, dia mencetak gol ajaib ke gawang Kolombia dari jarak 36,5 meter. Fantastis. Salah satu gol terbaik Piala Dunia 1994. Tak heran jika dia dijuluki sebagai Maradona dari Charpathia.



4. Striker:

-Gerd Mueller (Germany): Mempunyai julukan Der Bomber. Dengan rekor nasional sebesar 68 gol dalam 62 penampilan internasional serta 365 gol dalam 427 penampilan di Bundesliga, ia adalah salah satu pemain tersukses pada masanya.




-Ferenc Puskas (Hongaria): Ferenc Puskas adalah pemain terbaik yang pernah dimiliki Hongaria, sang penguasa sepakbola dunia pada awal 1950-an. Tim yang saat itu berjuluk ‘Magical Magyars’ ini adalah salah satu tim terbaik yang pernah ada di dunia, namun sayangnya tak pernah menjuarai Piala Dunia. Tapi karena kehebatannya, tim Hungaria saat itu mendapat julukan juara tak bermahkota. Kekuatan utama Hungaria pada saat itu adalah lini depannya yang menakutkan terutama sang bintang Ferenc Puskas. Walaupun tubuhnya pendek kekar dan kurang kuat di udara, catatan golnya bersama tim nasional benar-benar luar biasa, 84 penampilan dengan 83 gol.



-Johan Cruyff (Netherlands): Cruyff memang tidak pernah membawa Belanda menjuarai satu turnamen pun sepanjang kariernya. Kesuksesan terbesarnya hanya membawa timnya menjadi runner-up Piala Dunia 1974, satu-satunya Piala Dunia sepanjang kariernya. Namun kehadirannya di turnamen tersebut dan kesuksesannya memimpin Belanda ke tempat tertinggi dalam sejarah keikutsertaan mereka di Piala Dunia dengan permainan tim total football yang sangat terkenal itu membuat sosok Cruyff rasanya layak disandingkan dengan legenda-legenda seperti Pele, Diego Maradona, dan Franz Beckenbauer. Total Football, permainan menyerang yang sangat indah yang diusung Belanda di 1974 itu memang yang membantunya melegenda hingga saat ini. Dia adalah legenda terbesar Belanda sampai saat ini, dan total football yang dipimpinnya tak akan pernah terlupakan.



-Pele (Brazil): Tak berlebihan rasanya jika FIFA  sampai menjulukinya sebagai King of Football. Pernah mencetak delapan gol dalam satu pertandingan pada tahun 1964, Pele juga mencatatkan diri sebagai pemain yang pernah enam kali mencetak lima gol dalam satu pertandingan, 30 kali quattrick, dan tak kurang dari 92 kali hat-trick. Sepanjang karirnya, Pele membukukan 1.281 gol dalam 1363 pertandingan. Dengan statistik yang mengagumkan seperti itu, apalagi yang kurang dari seorang Pele?

0 Response to "Pemain Terbaik Sepanjang Sejarah"

Posting Komentar

Widget By: bayubastian